ANAK IRONI
KARYA;JEFRI SYAHRIL
![]() |
sad |
Tasripin.Ya.....namanya adalah Tasripin.Nama yang diberikan oleh
mendiang ayahnya ,yang meninggal sewaktu ia masih kecil.Tasripin memang
terlahir dengan penuh ironi.Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara.Adiknya
,Sarmi masih berusia enam tahun,dan Tasripin sendiri berusia delapan tahun .Mereka berdua hidup
bersama sang ibu di sebuah gubuk kecil.Dimana di samping gubuk mereka ,berdiri
sebuah rumah gedung ,milik seorang pejabat pemerintahan .Hal ini sangat kontras
di tengah gemerlap ibukota.Untuk menghidupi keluarganya,ibunya bekerja sebagai
tukang cuci.Sedangkan Tasripin
bekerja sebagai Pemulung.Adiknya yang masih kecil ikut dengan
ibunya bekerja.Namun beberapa hari ini,ibunya
tidak bisa berkerja karena sakit.Badannya panas tinggi.Tasripin ,sudah
meninggalkan bangku sekolah semenjak kelas satu ,karena ketiadaan biaya
Azan berkumandangdi mushala ,di dekat gubuk Tasripin ,seakan
membangunkan seantero negeri.Dengan mata yang
masih setengah terbuka ,Tasripin bangun dari tidurnya .Segera ia pergi
ke mushala untuk menunaikan shalat berjamaah.Setelah mengambil wudhu ,ia langsung masuk ke mushala.Setelah pak Somad yang merupakan ketua RT ikhamad,semua jamaah pun bersiap untuk
menunaikan shalat.Selesai shalat dan berdoa ,Tasripin tidak langsung keluar
dari mushala .Ia hanya duduk terdiam.Pak Iman yang melihat kelakuan Tasripin
dari tadi,menghampiri Tasripin .’’Ada apa Pin ?’’tanya Pak Iman .Aku sedang
banyak masalah Pak,jawab Tasripin.Memang
masalah apa yang tengah melandamu Pin?.Ibu saya sakit pak,namun saya tidak
punya uang untuk membeli obat,jawab tasripin.Kamu yang sabar
ya nak,,,,,,Bapak doakan semoga ibumu cepat sembuh.Bapak pulang dulu ya Pin
.Assalamualaikum .Waaalaikum salam jawab Tasripin .Karena dirasa tidak ada lagi jamaah di dalam
mushala,Tasripin pun keluar.
Tasripin kembali kerumah,dan
mengambil karung serta
tongkatnya.Tasripin bersiap memulai pekerjaannya sebagai pemulung .Ibu ,saya pergi mulung dulu ya,kata Tasripin.Dengan
muka yang pucat pasi,ibunya menjawab; ya nak,kamu gak sarapan dulu nak?.Tadi
Ipin udah makan singkong ,yang ibu rebus kemaren,Ipin pamit dulu ya bu.Ya
hati-hati ya nak,jawab ibunya.Dengan berat hati ,ia keluar dari gubuk,meninggalkan
sang ibu yang masih sakit.Saat melewati bak sampah di depan sebuah rumah gedung,ia
melihat tumpukan plastik.Dengan senang hati,ia menghampiri bak sampah
tersebutdan memungut satu persatu sampah plastik tersebut.Bau dari sampah tidak
di hiraukannya lagi.Yang terpenting bagaimana keluarganya bisa makan ,dan
membelikan obat untuk sang ibu
tercinta.Matahari mulai menampakkan
sinarnya,ketika Tasripin s ampai di sebuah pos ronda.Ia duduk diatas tikar
pandan untuk melepaskan penat.Saat
melihat orang yang lalu ramai dihadapannya,perhatiaanya tertuju pada
sebuah keluarga yang terdiri dari Bapak,Ibu,dan dua orang anaknya.Yang satu
digandeng oleh ayahnya,dan yang satunya lagi digendong oleh ibunya.Mereka
tampak begitu bahagia.Andai keluargaku ,seperti keluarga itu.Alangkah indahnya
pikir Tasripin.Namun pikiran tersebut
dibuangnya jauh-jauh.Tuhan pasti memiliki kehendak lain di balik semua ini,pikirnya
lagi.Matahari mulai tinggi,dan Tasripin pun kembali berjalan menyusuri komplek
perumahan elit ,untuk mengumpulkan kepingan rupiah yang ada di bak-bak sampah.Disaat
melewati sebuah warung,ia bertemu dengan bu Marni.Kok kamu mau jadi pemulung
kayak gini Pin?.Apakah ibumu yang menyuruh ?Dengan kepala dinginTasripin
menjawab”Aku mau bekerja seperti ini ,karena aku ingin membantu ekonomi
keluargaku bu.Dengan sabar Tasripin terus menyusuri jalan dan mengumpulkan
sampah-sampah plastik untuk dijualnya.
Menjelang tengah
hari,disaat cuaca yang panas,membuat tenggorokan Ipin kering.Ia menuju sebuah
WARTEG untuk meminta segelas air .Kamu pasti lapar,makan dulu deh Pin ,kata
penjaga WARTEG.Penjaga WARTEG itu memang baik terhadap Tasripin.Ia sangat
kasihan melihat Tasripin yang masih kecil,harus memulung.Tidak usah mbak,aku masih kenyang.Padahal dari tadi pagi,perutnya hanya berisi sepotong
singkong rebus ,serta segelas air putih.Namun ia tidak ingin
mengemis-ngemis,walaupun secara tidak langsung.
Sore harinya ,setelah menjual hasil memulungnya hari ini,ia menuju
ke warung untuk membeli beras dan mie instant .Tidak lupa juga ia membeli obat
penurun panas untuk ibunya .Disaat hampir sampai di depan gubuknya,ia melihat
keramaian.Saat perasaannya masih di
landa kebingungan ,ia melihat bendera kuning terpancang di depan di depan gubuknya.Langsung
ia teringat ibunya yang tadi pagi sakit,dan langsung masuk
ke dalam gubuknya.Tasripin seakan tidak percaya,apa yang sedang
dilihatnya.Ibu yang sangat ia sayangi ,terbujur kaku diatas sebuah dipan
.Tubuhnya di selimuti oleh sehelai kain panjang.Bungkusan yang ia bawa terlepas
dari genggamannya.Air matanya jatuh dari kedua pelupuk matanya.Pak RT mencoba untuk menenangkannya.Kamu yang sabar
ya Pin .Ibumu telah pergi dengan tenang.ikhlaskan kepergian ibumu nak,kata Pak
RT .Dengan linangan air mata,Tasripin memeluk tubuh ibunya untuk terakhir
kalinya.Sarmi yang sedari tadi menangis ,ikut memeluk tubuh ibunya.
Esok harinya ,setelah
selesai di shalatkan ,zenazah ibu
Tasripin siap untuk di kebumikan.Didalam lubang berukuran dua kali satu meter
ini,ibu Tasripin akan tidur untuk selama lamanya.Setelah selesai prosesi
penguburan ,Tasripin dengan adiknya masih duduk diatas pusara ibunya.Mengapa
ibu tinggalin Ipin?Ipin sayang sama ibu katanya seraya menangis.
Hari berganti dengan
cepat .Tidak terasa sudah tiga bulan ,ibu Tasripin meninggalkannya bersama
adiknya.Tasripin kini sudah bersekolah lagi.Begitu
pula dengan adiknya.Dan hal yang lebih membahagiakan lagi,Tasripin sudah tidak
memulung lagi.Sekarang mereka berdua
tinggal di sebuah panti asuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar